RENUNGAN ini Mama dapatkan dr milis Mama
Semua berguna buat yang lain...
Akhirnya aku mengikuti undangan trainer itu untuk mengikuti pelatihannya selama dua hari penuh di akhir tahun 2008 ini. Subhaanallah. Aku jadi sangat termotivasi dan terinspirasi untuk melakukan pengasuhan anak dengan teknik yang benar. Tips nya pun begitu lengkap. Tips untuk memahami bahwa anak itu anugerah yang paling indah. Anugrah yang seharusnya kita syukuri dan selalu kita ingat. Yang membuat kita berpikir untuk mendidiknya dengan benar dan tak akan menyakitinya dengan kata-kata apalagi fisik. Aku jadi tak ingin lagi marah, membentak , apalagi mencubit.
Selain itu, aku jadi tahu tentang betapa cerdasnya anak-anak. Mereka dianugrahi keinginan belajar yang sangat besar. Aku harus bisa sabar menemani mereka mengacak-acak rumahku sebagai media belajar. Aku harus bisa mengarahkan mereka untuk belajar dengan menyenangkan agar mereka menjadi anak-anak yang cerdas. Persepsi positif mereka harus selalu diulang-ulang terus untuk membuat mereka semakin melejitkan potensi positif mereka. Di sisi lain, kebiasaanku terbiasa dengan cara pengasuhan lama harus kupendam dalam-dalam. Aku tak boleh mengatakan jangan nakal, jangan malas, jangan suka menyakiti adik, jangan galak, jangan suka mencubit. Benar-benar perlu keteguhan hati.
Hal yang sering kita lupakan juga, ternyata aku harus belajar mendengarkan anak. Jika menangis, marah, atau menginginkan sesuatu, kita harus mendengarkan dulu apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka inginkan. Setelah itu barulah kita kita berikan persepsi positif kita pada mereka. Jika kita tidak suka mendengarkan anak, maka anak akan merasa tidak berharga. Rasa tidak berharga akan membuat anak mencari harga diri mereka di luar rumah. Di lingkungan yang tidak kita inginkan. Akan tetapi, jika mereka merasa berharga di rumah, aku yakin, mereka akan nyaman bersama aku dan suamiku, dan tak akan tergoda pada lingkungan yang buruk di masa depan nanti.
Ternyata, untuk mempunyai suasana rumah yang menyenangkan, kita juga harus memiliki aturan. Aturan-aturan yang baik itu harus tetap konsisten kita tetapkan. Jika kita melarang jajan, maka larangan itu harus tetap kita patuhi walaupun anak akan meraung-raung dan bergulingan di pinggir jalan. Karena jika tidak konsisten, maka anak akan belajar tentang berbohong, tidak menepati kata-kata, dan mengulang hal yang sama di kemudian hari. Anak-anak yang dengan bijak kita dengarkan keinginannya kemudian kita arahkan dengan persepsi positif ternyata bisa kita jauhkan dari kebiasaan-kebiasaan yang buruk, misalnya jajan, memukul adik, memukul teman, pelit, dan banyak hal yang lain.
Aku pulang dan mulai mempraktekkan tips-tips dalam pelatihan. Aku melihat bagaimana mata anakku berbinar ketika aku mendengarkan curhatnya setelah marah dan memukul adiknya. Aku kemudian menceritakan sakitnya bila dipukul. Dan akhirnya dia memutuskan untuk meminta maaf karena telah menyakiti adiknya. Sebelumnya, anakku tidak pernah mau meminta maaf.
Selain itu, sekarang aku membiasakan shalat berjamaah. Setelah shalat berjamaah, aku dudukkan anakku di pangkuanku dan aku berdoa dekat telinganya. Kukatakan dengan jelas dekat bahwa aku bersyukur mendapat seorang anak yang sholeh, yang sayang sama adik, pintar makan, suka belajar, dan hal lain yang kuinginkan darinya.
Setiap ada kesulitan anak-anakku tidak mau melakukan rutinitas, aku tidak marah-marah. Aku sudah punya banyak cara di kepalaku yang akan membuatnya melakukan apa yang seharusnya dengan senang, tanpa perasaan terpaksa. Aku sekarang sudah menjadi Nanny untuk keluargaku.
Hanya dalam dua hari, suasana rumahku berubah. Pembantuku senang karena dia tidak kerepotan lagi oleh kedua anak. Aku bahagia, karena sekarang aku benar punya syurga tempat aku melepaskan lelahku dan mendapatkan kebahagian. Aku selalu ingin pulang dan menyempatkan untuk bermain sambil memberikan persepsi-persepsi positif. Aku merasakan kebahagiaan karena mempunyai anak-anak yang sholeh. Dan ternyata anak sholeh itu akan dimiliki oleh orang tua yang sholeh, yang memahami cara pengasuhan anak.
Ini adalah kisah nyata yang aku alami. Semoga semua orang tua di dunia dapat mengambil hikmahnya dengan meluruskan cara pengasuhan anaknya.
Zulaehah Hidayati,
dokter dan ibu dari dua orang anak
No comments:
Post a Comment